Kementerian Komunikasi dan Digital melalui BPSDM Komunikasi dan Digital membuka pendaftaran Pandu Literasi Digital 2025.
Program ini bertujuan melahirkan relawan yang mampu mengedukasi dan mendampingi masyarakat agar semakin cakap, aman, beretika, dan berbudaya dalam memanfaatkan ruang digital.
Boni Pudjianto selaku Kepala Badan Pengembangan SDM Komdigi menegaskan arti penting peran Pandu Literasi Digital sebagai agen perubahan di tengah percepatan transformasi digital nasional.
“Pandu Literasi Digital adalah garda terdepan yang menjembatani masyarakat dengan keterampilan digital. Kami ingin memastikan setiap warga Indonesia dapat memanfaatkan teknologi dengan cara yang produktif, aman, dan sesuai nilai budaya bangsa,” ujarnya di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (19/09/2025).
Menurutnya, sejak program literasi digital dijalankan, kesadaran masyarakat akan keamanan dan etika digital terus meningkat.
Namun, tantangan masih besar, sehingga peran relawan Pandu Literasi Digital masih diperlukan.
“Kami membuka kesempatan bagi masyarakat umum, pendidik, pelaku usaha, maupun aparatur pemerintah untuk ikut berkontribusi. Dengan bekal literasi digital, Pandu akan menjadi penggerak ekosistem digital yang sehat dan inklusif,” jelasnya.
Rekrutmen Pandu Literasi Digital 2025 terbuka bagi WNI usia 20–65 tahun dengan pendidikan minimal S1, kecuali untuk segmen pelaku usaha yang dibuka sejak jenjang D3.
Peserta wajib memiliki komitmen sosial, pemahaman dasar literasi digital, serta kesediaan menjadi relawan minimal enam bulan.
Pendaftaran dibuka mulai 19–28 September 2025 secara daring melalui tautan resmi panitia:
Seleksi dilakukan dalam 5 (lima) tahap, mulai dari seleksi administrasi, tes kompetensi digital, wawancara, hingga penetapan hasil akhir pada 13 Oktober 2025.
“Dengan hadirnya Pandu Literasi Digital, kita berharap masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu menjadi pengelola ruang digital yang sehat, kritis, dan berdaya,” ungkap Kepala BPSDM Bonifasius Pudjianto.